Bertahun tahun merantau mulai di Papua, mengabdikan diri untuk membangun generasi Indonesia di Papua, setelah program Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas) diambang ketidakpastian dengan dampak politik yang tega merebak ke dunia pendidikan, yang justru mempengaruhi peran teknologi di dunia pendidikan yang harusnya dampaknya tidak dirasakan saat ini.

Rasio SDM kita di level desa yang mampu menguasai teknologi seperti sekarang ini sangat memprihatinkan, apalagi kebijakan penggunaan dan pemanfaatan teknologinya dari Pemerintah sangat tidak signifikan dengan perkembangan teknologi saat ini. Sebagai contoh, kita sudah sampai pada teknologi cloud computing, tapi kenyataannya masih banyak dokumen dokumen masih dicetak di kertas. Sama juga, perkembangan smartphone, harusnya sudah dijadikan alat yang benar benar cerdas membantu aktifitas kita, tapi nyatanya, kebanyakan malah digunakan dalam berkomunikasi saja, padahal sangat bisa digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan pokok kita sehari hari.
Hal seperti inilah yang membuat saya terus bergerak dan bergerak agar daerah kita tidak tertinggal lagi, agar kita semua, semua lapisan masyarakat tidak terjajah dengan pemanfaatan dan perkembangan teknologi, akan tetapi menjadikan perkembangan teknologi ini sebagai peluang untuk bisa menuju daerah yang sejahtera, daerah yang mampu
Maq Engei lino, maissang lino anna Maq Issang nawang
Artinya, menjadi daerah yang mampu menghadapi tantangan perkembangan jaman, mampu menalar dan memprediksi perkembangan jaman dan mampu bersaing dan berkolaborasi dalam perkembangan jaman.

Saat masuk pada isu revolusi industri 4.0, daerah kita nampaknya tidak terlalu sigap menghadapi hal tersebut, saya belum pernah melihat regulasi akan kebijakan yang dipaksakan diarahkan dalam menghadapi tantangan tersebut. Padahal daerah kita akan menjadi zona terdekat daerah dengan Calon Ibukota Baru Republik Indonesia. Zona dimana semua akan lalu lalang baik darat, laut maupun udara. Ini Peluang sekaligus Warning buat kita semua yang bermukim di sini. Mengapa? silahkan analisis sendiri, saya akan kembali membahas kesiapan dalam menyiapkan SDM yang mumpuni bukan hanya siap menghadapi IR4.0, tapi yang bisa bersaing dengan siapapun yang lalu lalang di zona ini.
Coding….
Ini kata yang selalu saya sampaikan kepada siapa saja, agar SDM kita jangan hanya sebagai pengguna dari banyaknya produk produk yang dibuat dari hasil Coding. Akan tetapi SDM kita juga mampu membuat, menciptakan, creating , berbagai macam produk yang bermanfaat buat daerah kita dari hasil Coding ini. Seperti contoh, tantangan Petani kita adalah kadang kala kekurangan air dalam bertani, sehingga tingkat produktifitas hasil pertanian pun masih tergantung kondisi alam, padahal kita bisa membuat coding yang kemudian diterjemahkan dalam penyiapan air yang lebih terukur yang ditanam dibanyak sumber sumber air yang ada di daerah kita. Sama juga dengan kondisi Nelayan kita, banyak produk yang bisa diolah lalu dibuatkan Coding untuk menjamin kualitas produknya.

Inilah yang membuat saya tidak akan pernah berhenti, dan selalu menyiapkan banyak waktu, agar kolaborasi dan sinergitas dalam membangun SDM ini bukan hal yang seremonial saja, tetapi benar benar diseriusi sehingga bisa tampil dibarisan terdepan menghadapi siapa saja yang lalu lalang dizona ini.